Mahasiswa PPKn FIS UNG Gali Makna Toleransi dan Pluralisme melalui Studi Kewargaan Multikultural di Klenteng Ban Hin Kiong Kota Manado

Oleh: Intan Tiara Kartika . October 9, 2025 . 00:36:06

ihk.fis.ung.ac.id-Dalam rangka memperluas wawasan kebangsaan dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan multikultural, mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo melaksanakan Studi Kewargaan Multikultural ke Klenteng Ban Hin Kiong, Kota Manado. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari pembelajaran lapangan untuk mengintegrasikan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan harmoni sosial dalam konteks kehidupan nyata masyarakat Indonesia.

Kunjungan edukatif ini dipimpin oleh dosen pendamping lapangan, Dr. Rasid Yunus, S.Pd., M.Pd., dan Yuli Adhani, S.Pd., M.Pd. disambut hangat oleh pengurus Klenteng Ban Hin Kiong Kota Manado yang memberikan penjelasan mendalam mengenai sejarah, nilai-nilai spiritual, dan peran klenteng sebagai ruang sosial lintas budaya.

Dalam sambutannya, Dr. Rasid Yunus menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran kontekstual yang sangat penting untuk memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap keberagaman Indonesia.

“Kegiatan ini bukan hanya sekadar kunjungan, melainkan proses pembentukan kesadaran kewargaan yang tumbuh dari pengalaman langsung. Mahasiswa PPKn harus melihat keberagaman bukan sebagai perbedaan yang memisahkan, melainkan sebagai kekayaan yang mempersatukan. Di Klenteng Ban Hin Kiong ini, kita menyaksikan bagaimana nilai-nilai Pancasila hidup dan bernapas dalam praktik masyarakat sehari-hari. Inilah bentuk konkret dari toleransi dan ikatan sosial yang menjadi fondasi bangsa kita,” ujar Dr. Rasid dengan penuh semangat.Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen penguat nilai toleransi di masyarakat. “Sebagai calon pendidik, mahasiswa PPKn memiliki tanggung jawab moral untuk mengajarkan, meneladankan, dan memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan di ruang-ruang publik. Pengalaman hari ini adalah bekal berharga untuk membentuk kesadaran itu,” lanjutnya.

Sementara itu, Yuli Adhani, S.Pd., M.Pd. juga menyampaikan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman seperti ini memberi makna lebih dalam bagi mahasiswa.

“Studi kewargaan multikultural seperti ini memberikan dimensi pembelajaran yang lebih luas dari sekadar teori. Mahasiswa dapat menyaksikan dan merasakan bagaimana keberagaman dijaga dengan penuh kesadaran oleh masyarakat lokal. Klenteng Ban Hin Kiong menjadi simbol kuat tentang bagaimana komunitas Tionghoa, bersama masyarakat Manado dari berbagai latar belakang agama dan budaya, hidup dalam harmoni. Ini adalah pelajaran kebangsaan yang sangat berharga,” ungkapnya.Menurutnya, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya tentang konsep, tetapi juga tentang pengalaman hidup bersama dalam keberagaman. “Melalui kegiatan ini, kami ingin mahasiswa memiliki kepekaan sosial, empati, dan kesadaran untuk terus merawat persaudaraan kebangsaan,” tambahnya.

Para mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini juga menyampaikan kesan yang mendalam. Salah satu mahasiswa, Abd Nawan Igrisa, mengungkapkan bahwa pengalaman tersebut mengubah cara pandangnya terhadap konsep multikulturalisme.

“Saya merasa sangat terinspirasi. Melihat secara langsung bagaimana masyarakat Tionghoa menjaga tradisi mereka sekaligus hidup rukun dengan masyarakat lintas agama memberi pemahaman nyata tentang makna toleransi. Ini jauh lebih kuat dari sekadar membaca buku atau mendengar ceramah,” ujarnya dengan antusias.Senada dengan itu, mahasiswa lainnya, Mashanda Abdullah, menambahkan bahwa kunjungan ini memberikan pelajaran penting tentang arti kebersamaan dan keberagaman.

“Selama ini kita banyak belajar teori toleransi dan kebhinekaan di kelas. Tapi ketika kami datang ke tempat seperti Klenteng Ban Hin Kiong, kami benar-benar menyaksikan bagaimana semua itu terjadi secara nyata. Ini menjadi bekal penting bagi kami sebagai calon pendidik untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan di masyarakat,” ucapnya.Kunjungan Studi Kewargaan Multikultural ini mencerminkan komitmen Jurusan IHK PPKn FIS UNG dalam membentuk mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan yang luas, semangat toleransi tinggi, dan siap menjadi penggerak harmoni sosial di tengah masyarakat majemuk Indonesia. Dengan mengunjungi ruang-ruang keberagaman seperti klenteng, mahasiswa diharapkan mampu menginternalisasi semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi kehidupan berbangsa yang inklusif dan berkeadaban.

 

Agenda