Penguatan Kesadaran Multikultural: Dosen dan Mahasiswa IHK-PPKn FIS UNG Gelar Pengabdian Kolaboratif di SMKN 5 Gorontalo

Oleh: Intan Tiara Kartika . September 17, 2025 . 14:56:29

ihk.fis.ung.ac.id-(Rabu 17/09/2025) Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Program Studi PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo  kembali memperlihatkan dedikasi akademiknya dalam menguatkan nilai-nilai kebangsaan melalui ranah pengabdian. Kali ini, pengabdian kolaboratif dosen dan mahasiswa hadir di SMKN 5 Gorontalo dengan mengusung tema “Membangun Kesadaran Multikultural bagi Siswa”. Tema ini dipilih sejalan dengan urgensi pendidikan multikultural sebagai fondasi bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan sosial di era global yang sarat perbedaan.

Kegiatan ini menghadirkan dosen pembimbing lapangan (DPL), yakni Dr. Roni Lukum, S.Pd., M.Sc, Abd. Firman Bunta, S.Pd., M.Pd, serta mahasiswa. Kolaborasi ini menandai langkah strategis Jurusan IHK-PPKn dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan, keterampilan akademis, dan pengabdian sosial sebagai satu kesatuan praksis pendidikan kewarganegaraan.

Dalam penyampaiannya, Dr. Roni Lukum, S.Pd., M.Sc menekankan bahwa kesadaran multikultural merupakan instrumen vital bagi penguatan integrasi sosial bangsa Indonesia. Menurutnya, keberagaman budaya, agama, dan etnis yang dimiliki bangsa ini harus dipandang sebagai potensi konstruktif, bukan sumber konflik. “Multikulturalisme adalah jantung dari Indonesia. Jika siswa tidak dibekali dengan pemahaman dan sikap multikultural sejak dini, maka potensi disintegrasi akan jauh lebih besar. Sekolah adalah ruang paling strategis untuk menanamkan kesadaran itu, karena di sini para generasi muda sedang membentuk cara pandang dan identitas sosialnya,” tegasnya.

Senada dengan itu, Abd. Firman Bunta, S.Pd., M.Pd memberikan argumentasi bahwa pendidikan multikultural tidak cukup dipahami sebagai teori yang abstrak, melainkan harus menjadi praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Ia menekankan bahwa keterampilan sosial, seperti kemampuan berempati, menghargai perbedaan, dan berkolaborasi lintas latar belakang, merupakan kunci menciptakan tatanan masyarakat yang damai dan inklusif. “Multikulturalisme bukan slogan, tetapi sikap hidup. Di sekolah, siswa harus dibiasakan untuk belajar bersama, bekerja sama, dan saling menghargai perbedaan. Inilah wujud konkret dari pendidikan kewarganegaraan yang sejati, yakni melahirkan warga negara yang humanis, demokratis, dan terbuka,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, Safawi Juwono S. Rintih, selaku perwakilan mahasiswa, melihat pengabdian ini sebagai momentum penting untuk mengasah kemampuan reflektif dan aplikatif mahasiswa PPKn. Ia menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam membangun kesadaran multikultural bagi siswa merupakan bentuk implementasi nyata dari ilmu yang dipelajari di kampus. “Kami menyadari bahwa multikulturalisme bukan hanya tentang memahami konsep keragaman, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan interaksi sosial yang damai di tengah perbedaan. Pengalaman ini memberi kami pelajaran berharga untuk menjadi agen perubahan yang tidak sekadar menyalurkan pengetahuan, tetapi juga memberi teladan dalam hidup bermasyarakat yang harmonis,” jelasnya.

Lebih jauh, Safawi menegaskan bahwa mahasiswa PPKn harus menjadi pionir dalam menghadirkan paradigma kebinekaan yang produktif. “Sebagai mahasiswa, kami tidak hanya dituntut untuk memahami teori, tetapi juga harus mampu hadir di masyarakat dan memberikan solusi atas persoalan keberagaman. Dengan begitu, kehadiran kami benar-benar dirasakan sebagai energi positif bagi generasi muda,” tambahnya dengan semangat.

Melalui pengabdian kolaboratif ini, Jurusan IHK-PPKn FIS UNG meneguhkan eksistensinya sebagai pusat pengembangan pendidikan kewarganegaraan yang tidak sekadar berhenti pada ranah akademik, melainkan juga bertransformasi menjadi kekuatan sosial. Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa membangun kesadaran multikultural di sekolah merupakan langkah strategis untuk menjaga persatuan, memperkokoh integrasi nasional, dan menyiapkan generasi bangsa yang inklusif serta berdaya saing global.

 

Penulis : TIM Redaksi Jurusan IHK Prodi S1 PPKn FIS UNG

Information

Agenda