ihk.fis.ung.ac.id- Dosen dan mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Program Studi PPKn Universitas Negeri Gorontalo Menindaklanjuti temuan saat observasi awal, dimana ditemukan bahwa siswa membutuhkan ruang pembelajaran yang lebih intensif dalam memahami makna kebhinekaan.
sehingga penting untuk dilaksanakan pengabdian kolaboratif di SMK Negeri 4 Gorontalo dengan tema “Satu Nusa, Beragam Budaya: Peran Pemuda dalam Memperkuat Kebhinekaan.”
Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai peran pemuda dalam menjaga persatuan bangsa di tengah keragaman etnis, budaya, dan agama. Melalui dialog kritis, diskusi kelompok, dan refleksi nilai, para siswa diajak untuk menginternalisasi kebhinekaan sebagai modal sosial yang mengikat keutuhan bangsa.
Prof. Dr. Zulaecha Ngiu, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), menegaskan bahwa pengabdian ini lahir dari kebutuhan nyata siswa berdasarkan hasil observasi. “Kami menemukan bahwa siswa memiliki antusiasme besar terhadap isu kebangsaan, namun mereka perlu diarahkan agar mampu melihat kebhinekaan sebagai energi konstruktif. Karena itu, melalui pengabdian ini, kami menanamkan kesadaran bahwa perbedaan bukan ancaman, melainkan kekuatan yang memperkaya identitas nasional,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Yuli Adhani, S.Pd., M.Pd., yang menekankan pentingnya tindak lanjut konkret dari hasil observasi awal. “Kami melihat ada potensi besar dari siswa, tetapi juga tantangan berupa kurangnya literasi multikultural. Melalui kegiatan ini, kami hadir untuk memberikan penguatan bahwa pemuda harus menjadi aktor sejarah yang menjadikan kebhinekaan sebagai modal memperkuat demokrasi dan persatuan bangsa,” ungkapnya.
Dari sisi mahasiswa, Abdul Nawan Igrisa menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam pengabdian ini adalah bentuk nyata implementasi tridharma perguruan tinggi. “Dalam tindak lanjut pengabdian ini, kami mencoba menghadirkan pembelajaran yang lebih dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hasilnya, siswa mampu mengekspresikan pandangan kritis dan menyadari betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kebhinekaan,” jelasnya.
Salah seorang siswa SMK Negeri 4 Gorontalo, Rizky Maulana, juga memberikan tanggapan. “Awalnya kami menganggap kebhinekaan hanya semboyan di buku pelajaran. Tapi lewat kegiatan ini, kami sadar bahwa kebhinekaan itu nyata, ada di sekitar kami, dan harus kami jaga. Ini membuat kami bangga sekaligus merasa bertanggung jawab sebagai pemuda Indonesia,” tuturnya.
Pengabdian ini memperlihatkan bagaimana hasil observasi awal dapat menjadi pijakan strategis untuk melahirkan program nyata yang relevan dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menunaikan tridharma perguruan tinggi, tetapi juga menanamkan nilai fundamental bahwa pemuda adalah penjaga utama kebhinekaan dalam menghadapi tantangan zaman.
Penulis : TIM Redaksi Jurusan IHK Prodi S1 PPKn FIS UNG