ihk.fis.ung- Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Prodi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo menggelar kuliah pakar di Universitas Negeri Manado, Jum'at (10/10/2025). Kegiatan ilmiah ini menghadirkan dua narasumber utama, Prof. Dr. Theodorus Pangalila, S.Fils., SH., M.Pd, dan Dr. Sukarman Kamuli, M.Si, dengan fokus pada penguatan civic values dan multikulturalisme sebagai landasan kebangsaan.
Dalam paparannya, Prof. Dr. Theodorus Pangalila, S.Fils., SH., M.Pd menguraikan secara mendalam filosofi “Sitou Timou Tumou Tou”falsafah luhur Minahasa yang berarti “manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain”. Ia menegaskan bahwa falsafah ini bukan sekadar ungkapan budaya, melainkan suatu prinsip etis dan moral yang dapat menjadi basis pembangunan karakter bangsa.
“Sitou Timou Tumou Tou adalah fondasi moral yang sangat kuat. Falsafah ini mengajarkan kepada kita bahwa manusia sejati adalah mereka yang hadir untuk mengangkat, membimbing, dan memanusiakan orang lain. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, ini bukan sekadar narasi budaya lokal, tetapi nilai universal yang dapat memperkuat civic disposition, membentuk etika publik, dan memperkokoh kehidupan berbangsa yang berkeadaban. Filosofi ini menjadi sangat relevan ketika kita menghadapi tantangan globalisasi, individualisme, dan krisis solidaritas. Maka dari itu, dunia pendidikan harus menjadi ruang subur untuk menanamkan semangat kemanusiaan ini,” tegas Prof. Theodorus.Ia juga menambahkan bahwa falsafah lokal seperti Sitou Timou Tumou Tou harus diintegrasikan dalam kurikulum pembelajaran kewarganegaraan. Menurutnya, nilai-nilai lokal memiliki daya transformasi yang kuat karena lahir dari pengalaman sosial masyarakat sendiri.
“Kita tidak boleh hanya bergantung pada teori kewargaan Barat. Kita memiliki kearifan lokal yang sangat kaya dan bisa menjadi landasan kuat dalam membangun karakter warga negara Indonesia. Ketika nilai-nilai ini diajarkan dan dihidupkan di ruang kelas, maka pendidikan kewarganegaraan akan lebih bermakna dan berdampak langsung pada pembentukan kesadaran kolektif,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Sukarman Kamuli, M.Si menyampaikan materi “Penguatan Nilai Kebhinekaan dalam Perspektif Kebijakan Multikultural”. Ia menyoroti pentingnya kebijakan multikultural sebagai kerangka negara untuk mengelola keragaman secara inklusif dan berkeadilan.
“Kebhinekaan bukan sekadar fakta sosial, tetapi juga harus dikelola melalui kebijakan yang strategis dan terukur. Pemerintah dan lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan setiap warga negara memiliki ruang aman untuk berekspresi, menjaga identitasnya, dan pada saat yang sama berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa. Pendidikan harus menjadi pintu masuk utama dalam membangun kesadaran multikultural ini,” ungkap Dr. Sukarman.Ia juga menekankan bahwa intoleransi dan radikalisme dapat tumbuh subur jika nilai-nilai kebhinekaan tidak ditanamkan sejak dini. Oleh karena itu, kolaborasi antara negara, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil menjadi sangat penting dalam membangun budaya toleransi dan harmoni sosial.
Pemateri Utama sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNIMA, Prof. Theodorus, menekankan bahwa kuliah pakar ini merupakan bentuk nyata sinergi akademik antarperguruan tinggi dalam memperkuat wawasan kebangsaan dan civic values.
“Kehadiran Jurusan IHK Prodi S1 PPKn UNG di UNIMA merupakan wujud kolaborasi yang progresif. Melalui dialog intelektual seperti ini, kita membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki kesadaran kebangsaan dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.Ketua Jurusan IHK FIS UNG juga memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang diikuti dengan antusias oleh ratusan mahasiswa dari Program Studi PPKn UNIMA dan Program Studi S1 PPKn UNG. Melalui kuliah pakar ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami konsep kewargaan secara teoritis, tetapi juga menginternalisasi nilai kemanusiaan, toleransi, dan kebhinekaan sebagai fondasi membangun masyarakat multikultural Indonesia yang harmonis dan berkeadaban.