Menembus Sekat Perbedaan : Studi Kewargaan Multikultural Mahasiswa PPKn FIS UNG di Mesjid Al-Istiqomah Kauditan Minahasa Utara

Oleh: Intan Tiara Kartika . 9 Oktober 2025 . 12:59:00

ihk.fis.ung.ac.id-Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Program Studi S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Gorontalo melaksanakan kegiatan Studi Kewargaan Multikultural dengan mengunjungi Masjid Al-Istiqomah Kauditan di Desa Kauditan 1, Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara Kamis (09/09/2025). Kegiatan ini dipandu langsung oleh dosen pembimbing lapangan Dr. Sukarman Kamuli, M.Si, bersama Dr. Udin Hamim, S.Pd.,SH.,M.Si, Zulfikar Adjie, S.Pd., M.Pd., dan Asmun Wantu, S.Pd., M.Sc.

Kunjungan ini menjadi ruang pembelajaran kontekstual bagi mahasiswa untuk memahami secara langsung praktik kehidupan multikultural di tengah masyarakat yang majemuk. Kabupaten Minahasa Utara dikenal sebagai wilayah dengan keragaman agama dan budaya, di mana komunitas Muslim hidup berdampingan secara harmonis dengan komunitas Nasrani sebagai mayoritas. Mesjid Al-Istiqomah menjadi simbol kokohnya toleransi dan kohesi sosial yang telah terbangun lama di wilayah tersebut.

Dr. Sukarman Kamuli, M.Si., dalam keterangannya menegaskan bahwa studi kewargaan semacam ini sangat penting untuk memperluas cakrawala berpikir mahasiswa. “Studi lapangan ke Mesjid Al-Istiqomah Kauditan tidak sekadar kunjungan simbolik, tetapi bagian dari proses pembelajaran kewargaan yang menginternalisasikan nilai toleransi, dialog antariman, dan kesadaran multikultural. Ini adalah bekal penting bagi calon pendidik PPKn dalam membangun masyarakat demokratis yang inklusif,” ujarnya.

Sementara itu, Zulfikar Adjie, S.Pd., M.Pd., menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi sarana refleksi bagi mahasiswa untuk melihat praktik hidup rukun di tengah perbedaan. “Mahasiswa belajar langsung dari masyarakat bagaimana toleransi tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi juga diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya.

Salah satu mahasiswa peserta, Rendi R. Toma, mengaku sangat terinspirasi dengan suasana keberagaman di Kauditan. “Saya melihat bagaimana masyarakat Muslim dan Nasrani hidup berdampingan tanpa sekat. Ini bukti nyata bahwa perbedaan tidak menjadi penghalang untuk membangun kehidupan sosial yang damai dan harmonis,” tuturnya.

Senada dengan itu, Ni Made Yuli Ariani juga mengungkapkan kesan mendalamnya. “Kunjungan ini membuat saya menyadari bahwa multikulturalisme bukan hanya konsep akademik, tetapi realitas sosial yang bisa kita saksikan dan pelajari langsung. Keharmonisan masyarakat Kauditan menjadi contoh kuat bahwa toleransi adalah kunci kehidupan berbangsa,” ujarnya.

Dr. Udin Hamim, S.Pd., SH., M.Si., memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap langkah inovatif Jurusan IHK dalam memperkuat karakter kebangsaan mahasiswa. “Studi kewargaan multikultural ini sangat strategis, karena menanamkan nilai-nilai hidup bersama dalam keberagaman sejak dini kepada para calon pendidik. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, mahasiswa PPKn harus menjadi garda terdepan dalam membumikan nilai toleransi dan memperkuat Ikatani sosial di tengah perbedaan,” tegasnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi kurikulum PPKn yang menekankan pentingnya pengalaman belajar kontekstual dalam membentuk kompetensi kewargaan mahasiswa. Melalui kegiatan ini, Jurusan IHK FIS UNG berupaya mencetak generasi pendidik yang memiliki perspektif terbuka, inklusif, dan berwawasan multikultural.

Agenda